Unimat.ac.id Pendidikan Soal fiqih kelas 4 semester 1

Soal fiqih kelas 4 semester 1

Soal fiqih kelas 4 semester 1

FIQIH UNTUK ANAK HEBAT KELAS 4 SD: PONDASI IBADAH DI SEMESTER 1

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, anak-anak hebat calon penghuni surga!

Selamat datang di dunia Fiqih yang penuh berkah! Mungkin ada di antara kalian yang bertanya, "Apa itu Fiqih?" Tenang, mari kita belajar bersama. Fiqih itu ibarat peta atau panduan hidup kita sebagai seorang Muslim. Ia mengajarkan kita bagaimana cara beribadah kepada Allah dengan benar, mulai dari cara bersuci, shalat, puasa, hingga berinteraksi dengan sesama manusia. Singkatnya, Fiqih adalah ilmu yang membimbing kita agar semua amal perbuatan kita sesuai dengan ajaran Islam dan diridai Allah SWT.

Soal fiqih kelas 4 semester 1

Mengapa Fiqih Penting untuk Anak Kelas 4 SD?

Kalian sekarang sudah kelas 4 SD, usia di mana kalian mulai mengerti banyak hal dan semakin mandiri. Ini adalah usia yang sangat tepat untuk menanamkan pemahaman dasar tentang Fiqih. Dengan memahami Fiqih sejak dini, kalian akan tahu:

  1. Cara Bersuci yang Benar: Bagaimana cara membersihkan diri dari kotoran dan hadats agar siap beribadah.
  2. Cara Shalat yang Sempurna: Bagaimana melakukan shalat yang merupakan tiang agama, dari awal hingga akhir.
  3. Memahami Kewajiban sebagai Muslim: Apa saja yang harus kalian lakukan dan hindari sebagai seorang Muslim yang taat.

Pada semester 1 ini, kita akan fokus pada dua pilar utama dalam Fiqih yang sangat penting dan menjadi dasar bagi ibadah-ibadah lainnya: Thaharah (Bersuci) dan Shalat (Mendirikan Shalat). Mari kita selami satu per satu!

BAGIAN 1: THAHARAH – KUNCI KESUCIAN SEBELUM BERIBADAH

Anak-anak, Allah sangat mencintai kebersihan dan kesucian. Rasulullah SAW bersabda, "Kebersihan itu sebagian dari iman." Nah, dalam Islam, kebersihan dan kesucian ini disebut dengan Thaharah. Thaharah bukan hanya berarti bersih dari kotoran yang terlihat, tetapi juga suci dari hal-hal yang menghalangi kita untuk beribadah, seperti hadats dan najis.

Thaharah adalah syarat sah shalat. Artinya, shalat kita tidak akan diterima Allah jika kita belum bersuci dengan benar. Ibaratnya, jika kalian ingin masuk rumah yang bersih, kalian harus membersihkan kaki dulu, kan? Sama seperti itu, jika ingin menghadap Allah dalam shalat, kita harus suci terlebih dahulu.

Mari kita pelajari lebih dalam tentang Thaharah:

A. Mengenal Najis dan Cara Membersihkannya

Apa itu najis? Najis adalah segala sesuatu yang dianggap kotor menurut syariat Islam dan dapat membatalkan ibadah jika mengenai tubuh, pakaian, atau tempat shalat kita. Ada beberapa jenis najis yang perlu kalian ketahui:

  1. Najis Mukhaffafah (Najis Ringan)

    • Contoh: Air kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa selain ASI (Air Susu Ibu) dan usianya belum genap dua tahun.
    • Cara Membersihkan: Cukup dengan memercikkan air ke area yang terkena najis sampai basah merata, tidak perlu dicuci hingga mengalir.
  2. Najis Mutawassithah (Najis Sedang)

    • Contoh: Air kencing orang dewasa, kotoran manusia atau hewan, darah, nanah, muntah, bangkai hewan (selain ikan dan belalang), khamr (minuman keras).
    • Cara Membersihkan: Ada dua cara:
      • Najis ‘Ainiyah (Terlihat wujudnya, baunya, atau warnanya): Dihilangkan wujudnya (dikerok/dibersihkan kotorannya) terlebih dahulu, lalu dicuci dengan air bersih sampai hilang bau, warna, dan rasanya.
      • Najis Hukmiyah (Tidak terlihat wujudnya, hanya bekasnya): Cukup dialirkan air di atasnya sampai rata.
    • Contoh praktis: Jika baju kalian terkena kotoran ayam, buang dulu kotorannya, lalu cuci bagian yang kena kotoran dengan air sampai bersih, hilang baunya, dan tidak ada bekasnya lagi.
  3. Najis Mughallazhah (Najis Berat)

    • Contoh: Jilatan anjing atau babi.
    • Cara Membersihkan: Ini adalah najis yang paling berat. Cara membersihkannya adalah dengan mencucinya sebanyak tujuh kali, salah satunya menggunakan air yang dicampur dengan tanah (debu).
    • Contoh praktis: Jika tangan kalian dijilat anjing, cuci tangan kalian dengan air yang sudah dicampur sedikit tanah (lumpur), lalu bilas enam kali lagi dengan air bersih sampai benar-benar suci.

Penting sekali bagi kalian untuk tahu cara membersihkan najis, karena jika badan, pakaian, atau tempat shalat kita masih ada najisnya, maka shalat kita tidak sah!

B. Istinja’ – Bersuci Setelah Buang Air

Istinja’ adalah membersihkan kemaluan dan dubur setelah buang air kecil atau buang air besar. Ini adalah kebiasaan yang sangat mulia dan wajib dilakukan.

  • Bagaimana cara Istinja’?
    • Cara yang paling utama dan sempurna adalah dengan menggunakan air bersih sampai bersih dari kotoran dan baunya.
    • Jika tidak ada air, bisa menggunakan benda padat yang suci dan dapat membersihkan, seperti tisu, batu, atau daun kering (yang tidak tajam dan bukan makanan) sampai bersih. Setelah itu, jika ada air, tetap disunahkan menggunakan air.
  • Adab (Etika) Saat Buang Air:
    • Tidak menghadap atau membelakangi kiblat.
    • Tidak berbicara saat buang air.
    • Tidak membawa sesuatu yang bertuliskan nama Allah atau ayat Al-Quran.
    • Beristinja’ dengan tangan kiri.
    • Masuk toilet dengan mendahulukan kaki kiri, keluar dengan kaki kanan.
    • Membaca doa masuk dan keluar toilet.

C. Wudhu – Bersuci dengan Air Sebelum Shalat

Wudhu adalah bersuci dengan menggunakan air pada anggota tubuh tertentu yang telah ditetapkan syariat, dengan niat tertentu. Wudhu adalah kunci sahnya shalat.

  • Syarat-syarat Wudhu (Apa saja yang harus ada agar wudhu kita sah):

    1. Islam (Bukan orang kafir).
    2. Tamyiz (Sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk, biasanya usia 7 tahun ke atas).
    3. Menggunakan air yang suci lagi menyucikan (air mutlak), seperti air sumur, air hujan, air laut, air sungai.
    4. Tidak ada yang menghalangi air sampai ke kulit (misalnya cat, kutek yang tidak tembus air).
    5. Tidak ada hal-hal yang membatalkan wudhu saat sedang berwudhu.
  • Rukun-rukun Wudhu (Bagian-bagian wajib yang harus dilakukan agar wudhu sah):

    1. Niat: Niatkan dalam hati untuk berwudhu karena Allah. Contoh niat dalam hati: "Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil karena Allah Ta’ala." (Tidak perlu diucapkan dengan lisan).
    2. Membasuh seluruh wajah: Dari tempat tumbuhnya rambut kepala hingga dagu, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri.
    3. Membasuh kedua tangan sampai siku: Mulai dari ujung jari hingga melewati siku.
    4. Mengusap sebagian kepala: Minimal mengusap sebagian kecil rambut atau kulit kepala.
    5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki: Mulai dari ujung jari hingga melewati mata kaki.
    6. Tertib: Melakukan semua rukun secara berurutan, tidak boleh bolak-balik.
  • Sunnah-sunnah Wudhu (Hal-hal yang dianjurkan untuk menambah pahala dan kesempurnaan wudhu):

    • Membaca Basmalah di awal.
    • Mencuci kedua telapak tangan.
    • Berkumur dan membersihkan hidung (istinsyaq dan istintsar).
    • Menyela-nyela jari tangan dan kaki.
    • Mengusap seluruh kepala.
    • Mengusap kedua telinga.
    • Melakukan setiap gerakan 3 kali.
    • Membaca doa setelah wudhu.
  • Hal-hal yang Membatalkan Wudhu:

    1. Keluarnya sesuatu dari dua jalan (qubul dan dubur), seperti buang air kecil, buang air besar, atau buang angin (kentut).
    2. Tidur yang pulas (tidak sadar).
    3. Hilang akal karena pingsan, gila, atau mabuk.
    4. Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram (bagi mazhab Syafi’i).
    5. Menyentuh kemaluan atau dubur dengan telapak tangan secara langsung.

D. Tayammum – Alternatif Bersuci dengan Tanah/Debu

Tayammum adalah bersuci dengan menggunakan tanah atau debu yang suci, sebagai pengganti wudhu atau mandi wajib, jika ada sebab-sebab tertentu.

  • Kapan kita boleh Tayammum?

    1. Tidak ada air sama sekali, atau air sangat sedikit dan hanya cukup untuk minum.
    2. Sakit yang jika terkena air akan memperparah penyakit atau menunda kesembuhan.
    3. Sangat dingin dan tidak ada alat penghangat untuk memanaskan air.
    4. Ada air, tetapi sangat jauh dan sulit dijangkau.
  • Rukun Tayammum (Cara Melakukan Tayammum):

    1. Niat: Niatkan dalam hati untuk bertayammum agar boleh shalat.
    2. Mengusap wajah: Tempelkan kedua telapak tangan ke debu suci, lalu usapkan ke seluruh wajah satu kali.
    3. Mengusap kedua tangan sampai siku: Tempelkan lagi kedua telapak tangan ke debu suci, lalu usapkan ke tangan kanan hingga siku, kemudian ke tangan kiri hingga siku.
    4. Tertib: Melakukan urutan dengan benar.
  • Hal-hal yang Membatalkan Tayammum:

    1. Semua hal yang membatalkan wudhu.
    2. Adanya air sebelum atau saat shalat (jika sebab tayammumnya karena tidak ada air).
    3. Sembuh dari sakit (jika sebab tayammumnya karena sakit).

BAGIAN 2: SHALAT – TIANG AGAMA DAN PENGHUBUNG DENGAN ALLAH

Anak-anak, setelah kita belajar tentang Thaharah, sekarang kita akan masuk ke ibadah yang paling utama dalam Islam setelah dua kalimat syahadat, yaitu Shalat. Shalat adalah tiang agama. Artinya, jika shalat kita tegak, maka agama kita pun tegak. Jika shalat kita berantakan, maka agama kita pun bisa berantakan. Shalat adalah cara kita berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, Sang Pencipta kita.

A. Pengertian dan Kedudukan Shalat

Shalat secara bahasa berarti doa. Secara istilah, shalat adalah serangkaian ucapan dan gerakan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, dengan syarat-syarat tertentu.
Shalat wajib bagi setiap Muslim yang sudah baligh dan berakal. Bagi kalian yang belum baligh, shalat memang belum wajib, tetapi sangat dianjurkan untuk mulai berlatih dan dibiasakan sejak sekarang (biasanya sejak usia 7 tahun). Rasulullah SAW bersabda, "Perintahkan anak-anakmu shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka jika tidak mau shalat ketika berumur sepuluh tahun." Ini menunjukkan betapa pentingnya membiasakan shalat sejak kecil.

B. Syarat-syarat Shalat (Apa saja yang harus dipenuhi agar shalat kita sah dan diterima)

  1. Syarat Wajib Shalat (Siapa yang wajib shalat):

    • Islam: Hanya orang Muslim yang wajib shalat.
    • Baligh: Sudah dewasa (untuk laki-laki ditandai dengan mimpi basah, untuk perempuan dengan haid). Bagi kalian yang belum baligh, tetap berlatih ya!
    • Berakal: Tidak gila atau hilang kesadaran.
  2. Syarat Sah Shalat (Apa saja yang harus ada saat shalat agar shalatnya sah):

    • Suci dari Hadats Besar dan Hadats Kecil: Sudah berwudhu (untuk hadats kecil) atau mandi wajib (untuk hadats besar).
    • Suci Badan, Pakaian, dan Tempat Shalat dari Najis: Pastikan tidak ada najis di tubuh, baju, atau sajadah kalian.
    • Menutup Aurat: Aurat laki-laki adalah dari pusar sampai lutut. Aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
    • Menghadap Kiblat: Menghadap ke arah Ka’bah di Mekah.
    • Masuk Waktu Shalat: Shalat harus dilakukan pada waktunya yang telah ditentukan (Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya).
    • Niat: Niatkan dalam hati untuk melakukan shalat fardhu apa.

C. Rukun-rukun Shalat (Bagian-bagian wajib yang harus dilakukan agar shalat sah)

Jika salah satu rukun shalat ini tidak dilakukan, maka shalat kita tidak sah dan harus diulang. Ada 13 rukun shalat, mari kita sebutkan yang utama:

  1. Niat: Niatkan dalam hati shalat apa yang akan kalian kerjakan. Contoh: "Saya niat shalat fardhu Dzuhur empat rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."
  2. Berdiri Bagi yang Mampu: Berdiri tegak jika tidak ada halangan.
  3. Takbiratul Ihram: Mengucapkan "Allahu Akbar" sambil mengangkat kedua tangan sejajar telinga atau bahu. Ini adalah pembuka shalat.
  4. Membaca Surat Al-Fatihah: Wajib dibaca di setiap rakaat.
  5. Ruku’ dengan Tumakninah: Membungkuk sambil meletakkan kedua telapak tangan di lutut, punggung lurus, dan kepala sejajar punggung. Tumakninah artinya diam sebentar, tidak terburu-buru.
  6. I’tidal dengan Tumakninah: Berdiri tegak kembali setelah ruku’.
  7. Sujud Dua Kali dengan Tumakninah: Meletakkan tujuh anggota tubuh ke lantai: dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung jari-jari kedua kaki.
  8. Duduk di antara Dua Sujud dengan Tumakninah: Duduk tegak di antara dua sujud.
  9. Duduk Tasyahhud Akhir: Duduk untuk membaca tasyahhud akhir.
  10. Membaca Tasyahhud Akhir: Mengucapkan bacaan tasyahhud akhir.
  11. Membaca Shalawat Nabi pada Tasyahhud Akhir: Mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
  12. Salam Pertama: Mengucapkan "Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" sambil menoleh ke kanan. Ini adalah penutup shalat.
  13. Tertib: Melakukan semua rukun secara berurutan.

D. Sunnah-sunnah Shalat (Hal-hal yang dianjurkan untuk menambah pahala dan kesempurnaan shalat)

Sunnah shalat adalah amalan yang jika dilakukan akan menambah pahala dan kesempurnaan shalat, tetapi jika ditinggalkan tidak membatalkan shalat. Contohnya:

  • Mengangkat tangan saat takbiratul ihram, ruku’, dan bangkit dari ruku’.
  • Membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram.
  • Membaca surat pendek setelah Al-Fatihah di dua rakaat pertama.
  • Membaca tasbih saat ruku’ dan sujud.
  • Duduk iftirasy (duduk di atas telapak kaki kiri) saat duduk di antara dua sujud dan tasyahhud awal.
  • Membaca doa qunut (untuk shalat Subuh di sebagian mazhab).
  • Salam kedua.

E. Hal-hal yang Membatalkan Shalat

Ini adalah hal-hal yang jika dilakukan akan membatalkan shalat kita, sehingga shalat harus diulang:

  1. Berhadats: Buang angin, buang air kecil/besar, atau hal lain yang membatalkan wudhu.
  2. Terkena Najis: Jika ada najis yang menempel dan tidak segera dibersihkan.
  3. Terbuka Aurat: Jika aurat terbuka tanpa sengaja dan tidak segera ditutup.
  4. Berbicara dengan Sengaja: Mengucapkan kata-kata di luar bacaan shalat.
  5. Bergerak Banyak: Melakukan tiga gerakan berturut-turut di luar gerakan shalat.
  6. Makan atau Minum: Meskipun sedikit.
  7. Tertawa Terbahak-bahak: Tertawa yang mengeluarkan suara.
  8. Berubah Niat: Mengubah niat shalat di tengah-tengah shalat.
  9. Murtad: Keluar dari agama Islam.
  10. Meninggalkan Salah Satu Rukun Shalat dengan Sengaja.
  11. Menghadap Selain Kiblat.

PENUTUP: AYOO, JADIKAN FIQIH BAGIAN DARI KEHIDUPAN KITA!

Anak-anakku yang shalih dan shalihah,
Kita telah belajar banyak hal penting tentang Thaharah dan Shalat. Ingatlah, Fiqih itu bukan hanya teori yang harus dihafal, tetapi adalah panduan praktis yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Mulailah dari hal-hal kecil:

  • Pastikan kalian selalu beristinja’ dengan bersih setelah buang air.
  • Biasakan berwudhu dengan sempurna setiap kali akan shalat.
  • Laksanakan shalat lima waktu tepat pada waktunya, dengan gerakan dan bacaan yang benar, penuh khusyuk, dan tumakninah.
  • Selalu jaga kebersihan badan, pakaian, dan lingkungan kalian.

Dengan memahami dan mengamalkan Fiqih, kalian tidak hanya akan menjadi anak yang cerdas dalam pelajaran, tetapi juga menjadi Muslim yang taat dan dicintai Allah SWT. Insya Allah, Allah akan membimbing langkah-langkah kalian menuju kebaikan.

Teruslah semangat belajar, bertanya jika ada yang tidak mengerti, dan jangan pernah bosan untuk mengulang-ulang praktik ibadah agar semakin sempurna. Semoga ilmu yang kita pelajari hari ini membawa berkah dan menjadi bekal bagi kita semua di dunia dan akhirat.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Catatan:

  • Artikel ini disesuaikan untuk tingkat pemahaman anak kelas 4 SD, sehingga bahasa yang digunakan sederhana dan contoh-contohnya relevan.
  • Beberapa detail fiqih yang sangat mendalam atau perbedaan mazhab tidak dijelaskan untuk menghindari kebingungan. Fokus pada konsep dasar yang penting untuk dipraktikkan.
  • Perkiraan kata adalah 1200, penulisan detail setiap poin membantu mencapai target tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post

Soal sbdp kelas 3 semester 2 dan kunci jawaban

Soal sbdp kelas 3 semester 2 dan kunci jawabanSoal sbdp kelas 3 semester 2 dan kunci jawaban

Mengenali dan Mengembangkan Kreativitas: Kumpulan Soal SBdP Kelas 3 Semester 2 Lengkap dengan Kunci Jawaban Pendahuluan: Pentingnya SBdP dalam Pembentukan … <p class="link-more"><a href="https://unimat.ac.id/soal-sbdp-kelas-3-semester-2-dan-kunci-jawaban/" class="more-link">Continue reading<span class="screen-reader-text"> "Soal sbdp kelas