Unimat.ac.id Pendidikan Membedah Kunci Sukses Geografi Kelas 10 Semester 1 Kurikulum 2013: Contoh Soal dan Pembahasannya

Membedah Kunci Sukses Geografi Kelas 10 Semester 1 Kurikulum 2013: Contoh Soal dan Pembahasannya

Membedah Kunci Sukses Geografi Kelas 10 Semester 1 Kurikulum 2013: Contoh Soal dan Pembahasannya

Geografi, sebagai ilmu yang mempelajari tentang bumi dan segala fenomena yang terjadi di permukaannya, merupakan mata pelajaran krusial di jenjang SMA. Khususnya bagi siswa kelas 10 yang baru memulai fase pembelajaran di jenjang atas, pemahaman mendalam terhadap konsep-konsep dasar geografi sangat penting untuk membangun fondasi yang kuat bagi materi selanjutnya. Kurikulum 2013, yang menekankan pada pendekatan saintifik dan pengembangan karakter, menuntut siswa untuk tidak hanya menghafal fakta, tetapi juga mampu menganalisis, menginterpretasi, dan memecahkan masalah geografis.

Semester 1 kelas 10 umumnya mencakup topik-topik fundamental yang menjadi landasan studi geografi. Materi-materi ini meliputi konsep dasar geografi, interaksi antarruang, dan keragaman hayati serta ekosistem. Untuk membantu siswa mempersiapkan diri menghadapi penilaian akhir semester, artikel ini akan menyajikan contoh-contoh soal yang relevan dengan materi tersebut, dilengkapi dengan pembahasan mendalam untuk memperjelas konsep dan strategi menjawab.

Bab 1: Konsep Dasar Geografi

Bab ini menjadi gerbang awal dalam memahami geografi. Siswa akan diperkenalkan dengan definisi geografi, ruang lingkupnya, serta berbagai pendekatan yang digunakan dalam mempelajari fenomena geosfer. Beberapa konsep kunci yang sering diujikan antara lain: lokasi, jarak, distribusi, pola, morfologi, nilai kegunaan, diferensiasi area, dan keterkaitan ruang.

Contoh Soal 1 (Konsep Lokasi Absolut dan Relatif):

Membedah Kunci Sukses Geografi Kelas 10 Semester 1 Kurikulum 2013: Contoh Soal dan Pembahasannya

Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, secara geografis terletak pada koordinat lintang 27°59′17″ LU dan bujur 86°55′31″ BT. Lokasi ini disebut sebagai lokasi (A) Relatif karena (B) dipengaruhi oleh karakteristik fisik alam sekitarnya.

Pembahasan:

  • Pilihan A (Lokasi Absolut): Lokasi absolut mengacu pada posisi geografis yang ditentukan oleh sistem koordinat lintang dan bujur. Dalam soal ini, koordinat 27°59′17″ LU dan 86°55′31″ BT adalah contoh lokasi absolut.
  • Pilihan B (Lokasi Relatif): Lokasi relatif mengacu pada posisi suatu tempat yang dilihat dari daerah lain di sekitarnya atau berdasarkan ciri khas yang ada di sekitarnya.

Jawaban yang tepat: Soal ini meminta untuk mengidentifikasi jenis lokasi Gunung Everest dan alasannya. Berdasarkan definisi, koordinat yang diberikan adalah lokasi absolut. Namun, soal ini menyajikan pilihan ganda yang menggabungkan identifikasi jenis lokasi dengan alasan. Mari kita analisis pilihan yang mungkin ada dalam soal sebenarnya (karena format soal di atas sedikit membingungkan dalam struktur pilihan ganda).

Misalkan soalnya adalah:

Soal 1 (Revisi): Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, secara geografis terletak pada koordinat lintang 27°59′17″ LU dan bujur 86°55′31″ BT. Penentuan lokasi Gunung Everest dengan menggunakan koordinat tersebut termasuk dalam konsep lokasi (A) Absolut. Lokasi ini penting karena (B) menunjukkan kedekatannya dengan negara Nepal dan Tiongkok.

Pembahasan Revisi:

  • Konsep Lokasi:

    • Lokasi Absolut: Dinyatakan dengan sistem koordinat lintang dan bujur. Contoh: Koordinat geografis.
    • Lokasi Relatif: Dinyatakan dengan ciri-ciri geografis sekitarnya, seperti kedekatan dengan objek lain, aksesibilitas, atau batasan geografis. Contoh: Terletak di sebelah utara Indonesia, berbatasan dengan Malaysia.
  • Analisis Soal: Penentuan lokasi Gunung Everest menggunakan koordinat lintang dan bujur (27°59′17″ LU dan 86°55′31″ BT) adalah definisi dari lokasi absolut.

  • Analisis Alasan:

    • Pernyataan (B) menunjukkan kedekatannya dengan negara Nepal dan Tiongkok sebenarnya adalah deskripsi dari lokasi relatif. Meskipun lokasi absolutnya pasti, kita seringkali memahami posisi Everest dalam konteks negara-negara tetangganya.

Jadi, jika soalnya meminta identifikasi jenis lokasi menggunakan koordinat, jawabannya adalah lokasi absolut. Alasan yang diberikan kemudian bisa menjadi bagian terpisah atau dikaitkan dengan pentingnya lokasi tersebut. Dalam konteks soal pilihan ganda, biasanya pilihan jawaban akan lebih jelas.

Mari kita buat contoh soal pilihan ganda yang lebih lengkap:

Contoh Soal 1 (Format Pilihan Ganda):

Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, secara geografis terletak pada koordinat lintang 27°59′17″ LU dan bujur 86°55′31″ BT. Berdasarkan informasi tersebut, penentuan lokasi Gunung Everest termasuk dalam konsep:

A. Lokasi Relatif
B. Lokasi Absolut
C. Diferensiasi Area
D. Keterkaitan Ruang

Pembahasan:

  • A. Lokasi Relatif: Lokasi relatif adalah posisi suatu tempat yang dilihat dari daerah lain di sekitarnya. Contohnya, "Gunung Everest terletak di pegunungan Himalaya, di perbatasan antara Nepal dan Tiongkok."
  • B. Lokasi Absolut: Lokasi absolut adalah posisi suatu tempat yang dinyatakan dengan sistem koordinat geografis, yaitu lintang dan bujur. Contohnya, koordinat yang disebutkan dalam soal.
  • C. Diferensiasi Area: Diferensiasi area mengacu pada perbedaan karakteristik fisik dan sosial antar wilayah.
  • D. Keterkaitan Ruang: Keterkaitan ruang menjelaskan adanya hubungan timbal balik antara berbagai tempat atau fenomena geografis.

Jawaban: B. Lokasi Absolut

Contoh Soal 2 (Konsep Jarak dan Distribusi):

Seorang siswa ingin mengunjungi dua museum yang terletak di kota yang berbeda. Museum A berjarak 50 km dari rumahnya, sedangkan Museum B berjarak 100 km. Jika siswa tersebut hanya memiliki waktu untuk mengunjungi satu museum, ia akan memilih Museum A karena memiliki jarak yang lebih dekat. Konsep geografi yang mendasari pertimbangan siswa tersebut dalam memilih museum adalah (A) Jarak dan (B) Nilai Kegunaan.

Pembahasan:

  • Konsep Jarak: Jarak adalah ukuran ruang antara dua lokasi. Dalam soal ini, jarak antara rumah siswa dengan Museum A (50 km) dan Museum B (100 km) menjadi faktor penentu. Semakin dekat jarak, semakin mudah dan efisien untuk dicapai.
  • Konsep Nilai Kegunaan: Nilai kegunaan mengacu pada potensi suatu tempat atau wilayah untuk memberikan manfaat bagi manusia. Dalam konteks ini, kedua museum memiliki nilai kegunaan sebagai tempat wisata edukasi. Namun, siswa memprioritaskan museum yang lebih mudah dijangkau, sehingga efisiensi waktu dan tenaga (yang merupakan bagian dari nilai kegunaan dalam arti luas) menjadi pertimbangan.
See also  Soal pts kelas 3 semester 2 tema 5

Jawaban yang tepat: Soal ini menguji pemahaman tentang konsep jarak dan bagaimana jarak tersebut memengaruhi keputusan seseorang. Pertimbangan untuk memilih museum yang lebih dekat karena alasan efisiensi adalah manifestasi dari konsep jarak. Selain itu, pilihan yang lebih dekat secara implisit memiliki nilai kegunaan yang lebih tinggi bagi siswa karena lebih mudah dan hemat waktu.

Mari kita buat contoh soal pilihan ganda yang lebih lengkap:

Contoh Soal 2 (Format Pilihan Ganda):

Seorang turis ingin mengunjungi dua pantai di suatu daerah. Pantai Cemara berjarak 30 km dari penginapannya, sedangkan Pantai Indah berjarak 60 km. Turis tersebut memutuskan untuk mengunjungi Pantai Cemara terlebih dahulu karena jaraknya yang lebih dekat. Konsep geografi yang paling dominan dalam pengambilan keputusan turis tersebut adalah:

A. Keterkaitan Ruang
B. Pola Permukiman
C. Jarak
D. Diferensiasi Area

Pembahasan:

  • A. Keterkaitan Ruang: Tidak secara langsung terkait dengan keputusan memilih pantai berdasarkan jarak.
  • B. Pola Permukiman: Mengacu pada susunan atau sebaran permukiman manusia di suatu wilayah.
  • C. Jarak: Konsep jarak mengukur seberapa jauh dua titik lokasi. Dalam kasus ini, turis membandingkan jarak kedua pantai dari penginapannya.
  • D. Diferensiasi Area: Merujuk pada perbedaan karakteristik antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.

Jawaban: C. Jarak

Contoh Soal 3 (Pendekatan Geografi):

Banjir yang terjadi di beberapa wilayah perkotaan seringkali disebabkan oleh kombinasi curah hujan tinggi, sistem drainase yang buruk, dan banyaknya bangunan yang menutupi resapan air. Analisis fenomena banjir dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut merupakan penerapan dari pendekatan geografi (A) Ekologis dan (B) Kompleks Wilayah.

Pembahasan:

  • Pendekatan Ekologis: Pendekatan ini mempelajari hubungan antara organisme hidup dengan lingkungannya. Dalam kasus banjir, pendekatan ekologis akan melihat bagaimana faktor alam (curah hujan) dan faktor manusia (sistem drainase, tutupan lahan) berinteraksi dan memengaruhi ekosistem perkotaan.
  • Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional): Pendekatan ini mempelajari suatu wilayah sebagai suatu kesatuan yang memiliki karakteristik unik, serta menganalisis keterkaitan antara berbagai fenomena (alam dan sosial) di dalamnya. Banjir di perkotaan dilihat sebagai masalah yang kompleks, melibatkan aspek hidrologi, tata ruang, hingga perilaku masyarakat.
  • Pendekatan Keruangan (Spasial): Pendekatan ini lebih fokus pada persebaran, lokasi, dan pola fenomena di permukaan bumi. Meskipun banjir memiliki persebaran spasial, analisis mendalam yang melibatkan berbagai faktor seperti yang disebutkan lebih mengarah pada pendekatan ekologis dan kompleks wilayah.
  • Pendekatan Historis: Pendekatan ini melihat perkembangan suatu fenomena dari waktu ke waktu.

Jawaban yang tepat: Soal ini menguji kemampuan siswa untuk mengidentifikasi pendekatan geografi yang paling sesuai untuk menganalisis suatu fenomena. Banjir yang disebabkan oleh curah hujan (alam) dan sistem drainase serta tutupan lahan (manusia) menunjukkan adanya interaksi antara lingkungan alam dan aktivitas manusia, yang merupakan ciri dari pendekatan ekologis. Selain itu, melihat banjir sebagai masalah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait di suatu wilayah perkotaan adalah penerapan pendekatan kompleks wilayah.

Mari kita buat contoh soal pilihan ganda yang lebih lengkap:

Contoh Soal 3 (Format Pilihan Ganda):

Pemerintah melakukan studi mengenai penyebab tingginya angka kemiskinan di daerah pedesaan terpencil. Studi tersebut menganalisis faktor-faktor seperti akses terhadap pendidikan yang terbatas, kurangnya lapangan pekerjaan di luar pertanian, serta minimnya infrastruktur transportasi yang menghubungkan daerah tersebut dengan pusat-pusat ekonomi. Pendekatan geografi yang digunakan dalam studi ini adalah:

A. Pendekatan Keruangan (Spasial)
B. Pendekatan Ekologis
C. Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional)
D. Pendekatan Historis

Pembahasan:

  • A. Pendekatan Keruangan (Spasial): Fokus pada persebaran dan lokasi kemiskinan.
  • B. Pendekatan Ekologis: Fokus pada hubungan antara manusia dan lingkungan alam terkait kemiskinan.
  • C. Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional): Menganalisis berbagai faktor (pendidikan, pekerjaan, infrastruktur) yang saling terkait dalam suatu wilayah untuk menjelaskan fenomena kemiskinan. Ini paling sesuai dengan deskripsi soal.
  • D. Pendekatan Historis: Fokus pada perkembangan kemiskinan dari waktu ke waktu.

Jawaban: C. Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional)

Bab 2: Interaksi Antarruang

Bab ini mengeksplorasi bagaimana berbagai tempat di bumi saling berhubungan dan memengaruhi satu sama lain. Konsep-konsep penting meliputi syarat interaksi (saling mengisi, saling memberi peluang, dan jarak yang memungkinkan), jenis-jenis interaksi (transportasi, komunikasi, dan ekonomi), serta pola interaksi.

Contoh Soal 4 (Syarat Interaksi):

Seorang pedagang dari Kota A ingin menjual hasil perkebunannya ke Kota B. Kota A memiliki surplus komoditas tersebut, sementara Kota B memiliki kekurangan. Namun, jarak antara Kota A dan Kota B sangat jauh dan biaya transportasi sangat mahal. Akibatnya, perdagangan antara kedua kota tersebut tidak optimal. Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun ada syarat (A) Saling Mengisi dan (B) Jarak yang Memungkinkan, syarat (C) Saling Memberi Peluang tidak terpenuhi secara efektif karena tingginya biaya.

See also  Contoh Soal Bahasa Jawa Kelas 1 Semester 2: Panduan Lengkap untuk Belajar dan Mengajar

Pembahasan:

  • Saling Mengisi (Complementarity): Kondisi di mana suatu wilayah memiliki kelebihan suatu komoditas (surplus) yang dibutuhkan oleh wilayah lain yang kekurangan komoditas tersebut. Dalam soal ini, Kota A memiliki surplus dan Kota B kekurangan, sehingga syarat saling mengisi terpenuhi.
  • Saling Memberi Peluang (Intervening Opportunity): Adanya kesempatan lain yang lebih baik atau lebih dekat yang dapat mengurangi atau menghilangkan ketergantungan antara dua wilayah. Dalam soal ini, jika ada kota lain yang lebih dekat dengan Kota B yang juga memiliki surplus komoditas tersebut, maka Kota A akan kesulitan bersaing. Namun, soal ini lebih fokus pada masalah jarak dan biaya transportasi yang menghambat.
  • Jarak yang Memungkinkan (Spatial Proximity/Transferability): Jarak fisik dan kemudahan aksesibilitas serta biaya transportasi antara dua wilayah. Soal ini secara eksplisit menyebutkan jarak yang jauh dan biaya transportasi yang mahal, yang menunjukkan bahwa syarat jarak yang memungkinkan tidak terpenuhi secara optimal untuk terjadinya interaksi yang efektif.

Jawaban yang tepat: Soal ini menguji pemahaman tentang tiga syarat utama terjadinya interaksi antarruang. Kondisi yang dijelaskan menunjukkan bahwa meskipun ada surplus dan defisit (saling mengisi), masalah jarak dan biaya transportasi yang tinggi menghambat interaksi. Ini berarti syarat "Jarak yang Memungkinkan" tidak terpenuhi secara efektif.

Mari kita buat contoh soal pilihan ganda yang lebih lengkap:

Contoh Soal 4 (Format Pilihan Ganda):

Desa Sukamaju memiliki hasil panen beras yang melimpah, sementara Kota Metropolitan kekurangan pasokan beras karena tingginya jumlah penduduk. Namun, karena satu-satunya akses menuju Kota Metropolitan adalah melalui jalan darat yang rusak dan membutuhkan waktu tempuh sangat lama, banyak petani di Desa Sukamaju yang enggan menjual hasil panennya ke Kota Metropolitan.

Faktor yang paling menghambat terjadinya interaksi optimal antara Desa Sukamaju dan Kota Metropolitan adalah:

A. Syarat Saling Mengisi (Complementarity)
B. Syarat Saling Memberi Peluang (Intervening Opportunity)
C. Syarat Jarak yang Memungkinkan (Transferability)
D. Syarat Keterkaitan Ruang

Pembahasan:

  • A. Syarat Saling Mengisi (Complementarity): Terpenuhi karena Desa Sukamaju surplus beras dan Kota Metropolitan defisit.
  • B. Syarat Saling Memberi Peluang (Intervening Opportunity): Tidak dijelaskan dalam soal.
  • C. Syarat Jarak yang Memungkinkan (Transferability): Terpenuhi secara negatif. Jalan darat yang rusak dan waktu tempuh lama menunjukkan rendahnya transferabilitas, yaitu biaya (waktu dan tenaga) untuk berpindah terlalu tinggi.
  • D. Syarat Keterkaitan Ruang: Merupakan konsep yang lebih luas, tetapi faktor spesifik yang menghambat adalah transferabilitas.

Jawaban: C. Syarat Jarak yang Memungkinkan (Transferability)

Contoh Soal 5 (Dampak Interaksi):

Migrasi penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) merupakan salah satu bentuk interaksi antarruang. Dampak positif urbanisasi bagi desa adalah (A) berkurangnya jumlah pengangguran di desa dan (B) peningkatan kesadaran masyarakat desa akan teknologi baru. Dampak negatif urbanisasi bagi kota antara lain (C) peningkatan jumlah tunawisma dan (D) kemacetan lalu lintas yang semakin parah.

Pembahasan:

Soal ini menguji pemahaman tentang dampak positif dan negatif dari suatu bentuk interaksi antarruang, yaitu urbanisasi.

  • Dampak Positif Urbanisasi bagi Desa:

    • Berkurangnya pengangguran: Penduduk yang pindah ke kota berarti berkurang jumlah pencari kerja di desa.
    • Peningkatan kesadaran teknologi: Informasi dan teknologi dari kota dapat tersebar ke desa melalui para migran.
    • Peningkatan pendapatan keluarga: Uang yang dikirim oleh migran dari kota ke desa dapat meningkatkan taraf hidup keluarga.
    • Perkembangan pendidikan: Kesadaran akan pentingnya pendidikan dapat meningkat.
  • Dampak Negatif Urbanisasi bagi Kota:

    • Peningkatan jumlah tunawisma: Keterbatasan lapangan kerja dan tempat tinggal di kota dapat menyebabkan masalah sosial ini.
    • Kemacetan lalu lintas: Peningkatan jumlah penduduk berarti peningkatan jumlah kendaraan.
    • Kepadatan penduduk: Menimbulkan masalah sanitasi, kesehatan, dan penyediaan fasilitas umum.
    • Peningkatan angka kriminalitas: Terkait dengan kepadatan dan masalah sosial lainnya.

Jawaban yang tepat: Pilihan A dan B adalah dampak positif urbanisasi bagi desa. Pilihan C dan D adalah dampak negatif urbanisasi bagi kota. Soal ini tampaknya menyajikan beberapa pilihan jawaban sekaligus, bukan satu pilihan tunggal.

Mari kita buat contoh soal pilihan ganda yang lebih lengkap:

Contoh Soal 5 (Format Pilihan Ganda):

Salah satu bentuk interaksi antarruang adalah migrasi penduduk dari desa ke kota (urbanisasi). Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut:

  1. Berkurangnya jumlah tenaga kerja di sektor pertanian desa.
  2. Peningkatan kesadaran masyarakat desa akan pentingnya pendidikan.
  3. Kepadatan penduduk di perkotaan yang semakin tinggi.
  4. Perkembangan sektor informal di perkotaan.
  5. Berkurangnya jumlah pengangguran di pedesaan.

Pernyataan yang merupakan dampak positif urbanisasi bagi desa adalah nomor:

A. 1 dan 2
B. 2 dan 5
C. 3 dan 4
D. 1 dan 3

Pembahasan:

  • 1. Berkurangnya jumlah tenaga kerja di sektor pertanian desa: Ini bisa menjadi dampak negatif bagi desa jika tenaga kerja produktif berkurang drastis, namun juga bisa menjadi positif jika mengurangi pengangguran terselubung. Namun, fokusnya adalah pada dampak positif.
  • 2. Peningkatan kesadaran masyarakat desa akan pentingnya pendidikan: Ini adalah dampak positif, karena migran yang kembali atau berkomunikasi dengan keluarga di desa dapat membawa informasi dan pandangan baru.
  • 3. Kepadatan penduduk di perkotaan yang semakin tinggi: Ini adalah dampak negatif bagi kota.
  • 4. Perkembangan sektor informal di perkotaan: Ini adalah dampak bagi kota, bisa positif (penyerapan tenaga kerja) atau negatif (tidak teratur).
  • 5. Berkurangnya jumlah pengangguran di pedesaan: Ini adalah dampak positif yang jelas, karena individu yang sebelumnya menganggur di desa mendapatkan pekerjaan di kota.
See also  Menaksir dan Membulatkan Berat Benda: Panduan Lengkap untuk Kelas 4 SD

Jawaban: B. 2 dan 5

Bab 3: Keragaman Hayati dan Ekosistem

Bab ini membahas tentang keanekaragaman organisme hidup di bumi serta hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya. Konsep-konsep yang sering muncul adalah pengertian ekosistem, komponen ekosistem (biotik dan abiotik), jenis-jenis ekosistem (darat dan perairan), serta faktor-faktor yang memengaruhi keragaman hayati.

Contoh Soal 6 (Komponen Ekosistem):

Di sebuah hutan hujan tropis, terdapat berbagai jenis tumbuhan seperti pohon jati, rotan, dan anggrek, serta hewan seperti harimau, orangutan, dan berbagai jenis burung. Selain itu, terdapat juga faktor-faktor seperti sinar matahari, suhu udara yang lembap, curah hujan tinggi, dan jenis tanah yang subur.

Dalam konteks ekosistem hutan hujan tropis tersebut, (A) pohon jati, rotan, dan anggrek serta (B) harimau, orangutan, dan burung merupakan komponen (C) Biotik.

Pembahasan:

  • Komponen Biotik: Segala makhluk hidup yang ada dalam suatu ekosistem. Ini mencakup tumbuhan (produsen), hewan (konsumen), dan mikroorganisme (dekomposer).
  • Komponen Abiotik: Faktor-faktor fisik dan kimia di lingkungan yang memengaruhi kehidupan organisme. Ini mencakup sinar matahari, suhu, air, udara, tanah, kelembapan, dan lain-lain.

Jawaban yang tepat: Soal ini meminta siswa untuk mengidentifikasi komponen biotik dalam sebuah ekosistem. Tumbuhan dan hewan yang disebutkan adalah organisme hidup, sehingga termasuk dalam komponen biotik.

Mari kita buat contoh soal pilihan ganda yang lebih lengkap:

Contoh Soal 6 (Format Pilihan Ganda):

Perhatikan unsur-unsur berikut yang terdapat di sebuah padang rumput:

  1. Sinar matahari
  2. Rerumputan
  3. Suhu udara
  4. Kawanan zebra
  5. Jamur pengurai

Unsur-unsur yang termasuk dalam komponen abiotik ekosistem padang rumput adalah nomor:

A. 1, 2, dan 4
B. 2, 4, dan 5
C. 1, 3, dan 5
D. 1, 3, dan 4

Pembahasan:

  • 1. Sinar matahari: Faktor abiotik (energi).
  • 2. Rerumputan: Komponen biotik (produsen).
  • 3. Suhu udara: Faktor abiotik (iklim).
  • 4. Kawanan zebra: Komponen biotik (konsumen).
  • 5. Jamur pengurai: Komponen biotik (dekomposer).

Jawaban: D. 1, 3, dan 4

Contoh Soal 7 (Jenis Ekosistem):

Danau Toba di Sumatera Utara merupakan contoh ekosistem (A) Perairan Darat Tawar. Ciri-ciri ekosistem ini antara lain memiliki massa air yang tenang, sumber air tawar, dan dihuni oleh organisme yang beradaptasi dengan lingkungan tersebut seperti ikan mas, teratai, dan berbagai jenis plankton.

Pembahasan:

  • Ekosistem Perairan Darat: Merupakan ekosistem yang terbentuk di daratan dan didominasi oleh air.

    • Air Tawar: Memiliki kadar garam rendah. Contohnya sungai, danau, rawa.
    • Air Payau: Memiliki kadar garam sedang, biasanya di muara sungai.
    • Air Asin: Memiliki kadar garam tinggi. Contohnya laut, samudra.
  • Danau Toba: Merupakan danau vulkanik yang merupakan massa air tawar yang tenang. Oleh karena itu, termasuk dalam ekosistem perairan darat tawar.

Jawaban yang tepat: Soal ini menguji kemampuan siswa dalam mengklasifikasikan jenis ekosistem berdasarkan ciri-cirinya.

Mari kita buat contoh soal pilihan ganda yang lebih lengkap:

Contoh Soal 7 (Format Pilihan Ganda):

Berdasarkan kadar garamnya, ekosistem laut dibedakan menjadi beberapa jenis. Ekosistem terumbu karang yang kaya akan keanekaragaman hayati dan berada di perairan dangkal yang jernih dengan kadar garam tinggi, termasuk dalam jenis ekosistem:

A. Laut Dalam (Abisal)
B. Laut Pertengahan (Mesopelagik)
C. Laut Dangkal (Litoral)
D. Laut Tropis (Epipelagik)

Pembahasan:

  • A. Laut Dalam (Abisal): Wilayah laut yang sangat dalam, minim cahaya matahari, tekanan tinggi.
  • B. Laut Pertengahan (Mesopelagik): Wilayah laut di bawah zona epipelagik, mulai gelap.
  • C. Laut Dangkal (Litoral): Wilayah pesisir yang dangkal, masih terpengaruh pasang surut, kaya cahaya matahari. Terumbu karang sering ditemukan di sini.
  • D. Laut Tropis (Epipelagik): Zona permukaan laut di wilayah tropis, kaya cahaya, suhu hangat. Terumbu karang juga bisa ditemukan di sini, namun "laut dangkal" lebih spesifik menggambarkan kedalaman yang menjadi habitat terumbu karang.

Jawaban: C. Laut Dangkal (Litoral) (Meskipun Laut Tropis juga bisa, Litoral lebih menekankan pada kedalaman yang umum untuk terumbu karang). Jika ada opsi "Laut Terumbu Karang", itu akan lebih spesifik lagi. Namun, dalam konteks pilihan yang ada, Litoral adalah yang paling tepat.

Penutup

Memahami contoh soal dan pembahasannya merupakan salah satu strategi belajar yang efektif. Dengan berlatih soal-soal yang mencakup berbagai konsep dasar geografi, siswa kelas 10 semester 1 Kurikulum 2013 diharapkan dapat memperkuat pemahaman mereka, mengidentifikasi area yang masih perlu dikuasai, dan membangun rasa percaya diri dalam menghadapi ujian. Ingatlah bahwa geografi bukan hanya tentang menghafal, tetapi tentang bagaimana kita memahami hubungan antara manusia dan lingkungannya serta bagaimana kita bisa berkontribusi pada pelestarian bumi. Teruslah berlatih dan jangan ragu untuk bertanya kepada guru apabila ada hal yang kurang dipahami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post