Unimat.ac.id Pendidikan Contoh soal ips kelas 7 bab 2 dan jawabannya

Contoh soal ips kelas 7 bab 2 dan jawabannya

Contoh soal ips kelas 7 bab 2 dan jawabannya

Memahami Interaksi Sosial: Contoh Soal IPS Kelas 7 Bab 2 dan Pembahasannya Mendalam

Bab 2 dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk siswa Kelas 7 mengantarkan kita pada dunia interaksi sosial yang kompleks dan dinamis. Memahami bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain, membentuk kelompok, dan menjalani kehidupan bermasyarakat adalah fondasi penting dalam memahami dunia di sekitar kita. Artikel ini akan membahas secara mendalam contoh-contoh soal yang sering muncul dalam bab ini, dilengkapi dengan penjelasan rinci untuk membantu siswa menguasai materi.

Pengantar: Mengapa Interaksi Sosial Penting?

Manusia adalah makhluk sosial. Sejak lahir hingga akhir hayat, kita selalu membutuhkan orang lain. Interaksi sosial adalah proses saling mempengaruhi, berkomunikasi, dan berhubungan antarindividu atau antarkelompok. Tanpa interaksi sosial, kehidupan manusia akan terisolasi dan perkembangan diri serta masyarakat akan terhambat. Bab 2 IPS Kelas 7 menggali berbagai aspek dari fenomena ini, mulai dari bentuk-bentuk interaksi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, hingga dampaknya bagi individu dan masyarakat.

Mari kita selami beberapa contoh soal yang mencakup konsep-konsep kunci dalam bab ini.

Contoh soal ips kelas 7 bab 2 dan jawabannya
>

Contoh Soal 1: Definisi dan Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Soal:
Jelaskan pengertian interaksi sosial! Sebutkan dan berikan contoh dari dua bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif!

Pembahasan Soal:

Untuk menjawab soal ini dengan baik, kita perlu memecahnya menjadi dua bagian: mendefinisikan interaksi sosial dan mengidentifikasi serta memberikan contoh bentuk interaksi asosiatif.

Bagian 1: Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara individu atau kelompok yang didasarkan pada kesepakatan, norma, dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Intinya, interaksi sosial terjadi ketika ada respon atau reaksi dari seseorang atau kelompok terhadap tindakan orang atau kelompok lain. Proses ini bersifat dinamis dan terus-menerus terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa poin penting yang perlu ditekankan dalam definisi interaksi sosial meliputi:

  • Hubungan Timbal Balik (Resiprokal): Interaksi sosial tidak hanya satu arah. Ada aksi dan reaksi. Jika saya menyapa Anda, Anda kemungkinan besar akan membalas sapaan saya.
  • Individu atau Kelompok: Interaksi bisa terjadi antara dua orang, satu orang dengan kelompok, atau antar kelompok.
  • Kesepakatan, Norma, dan Nilai: Interaksi sosial yang efektif biasanya mengikuti aturan-aturan sosial yang ada di masyarakat. Ini membantu menjaga ketertiban dan harmoni.

Bagian 2: Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama: asosiatif dan disosiatif. Interaksi asosiatif adalah proses yang mengarah pada persatuan dan peningkatan solidaritas sosial. Sebaliknya, interaksi disosiatif mengarah pada perpecahan dan konflik.

Dalam soal ini, kita diminta menyebutkan dan memberi contoh dari dua bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif. Ada beberapa bentuk interaksi asosiatif yang umum dibahas, yaitu:

  1. Kerja Sama (Cooperation):

    • Definisi: Kerja sama adalah usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Ini adalah bentuk interaksi yang paling mendasar dan penting untuk kelangsungan hidup masyarakat.
    • Contoh:
      • Gotong Royong: Warga desa membersihkan lingkungan bersama-sama setiap hari Minggu. Ini menunjukkan kerja sama dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan.
      • Proyek Kelompok di Sekolah: Siswa bekerja sama dalam tim untuk menyelesaikan tugas proyek, berbagi tugas dan saling membantu agar proyek selesai tepat waktu dan berkualitas.
      • Kolaborasi Bisnis: Dua perusahaan bekerja sama untuk meluncurkan produk baru, berbagi sumber daya dan keahlian.
  2. Akomodasi (Accommodation):

    • Definisi: Akomodasi adalah proses penyesuaian diri individu atau kelompok dalam menghadapi pertentangan untuk meredakan atau menyelesaikan ketegangan. Tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan sementara atau permanen.
    • Contoh:
      • Koersi (Coercion): Seorang atasan memberikan perintah kepada bawahan untuk menyelesaikan tugas. Bawahan terpaksa mengikuti perintah meskipun mungkin tidak sepenuhnya setuju, demi menjaga pekerjaan.
      • Kompromi (Compromise): Dalam sebuah rapat, dua pihak memiliki usulan yang berbeda. Akhirnya, mereka sepakat untuk mengambil jalan tengah yang dapat diterima oleh keduanya, meskipun tidak sepenuhnya sesuai dengan keinginan masing-masing.
      • Arbitrase (Arbitration): Dua pihak yang berselisih sepakat untuk menyerahkan penyelesaian masalahnya kepada pihak ketiga yang netral (arbiter) untuk diputuskan. Keputusan arbiter bersifat mengikat.
      • Mediasi (Mediation): Mirip dengan arbitrase, namun pihak ketiga (mediator) hanya membantu memfasilitasi dialog agar kedua belah pihak mencapai kesepakatan sendiri.
  3. Asimilasi (Assimilation):

    • Definisi: Asimilasi adalah proses di mana individu atau kelompok yang berbeda latar belakang budaya bercampur dan menyatu, membentuk satu kesatuan budaya yang baru. Ciri-ciri budaya lama mulai menghilang.
    • Contoh:
      • Perkawinan Antarbudaya: Pasangan dari dua suku atau negara yang berbeda menikah dan menciptakan tradisi baru yang menggabungkan unsur-unsur dari kedua budaya mereka.
      • Adaptasi Pendatang: Pendatang dari daerah lain yang tinggal di sebuah kota besar mulai mengadopsi bahasa, adat istiadat, dan gaya hidup penduduk setempat agar lebih mudah berintegrasi.
  4. Akulturasi (Acculturation):

    • Definisi: Akulturasi adalah proses di mana suatu kelompok kebudayaan menerima unsur-uns dari kebudayaan lain tanpa menghilangkan ciri-ciri kebudayaan aslinya. Terjadi percampuran kebudayaan namun identitas asli masih terjaga.
    • Contoh:
      • Masakan Indonesia: Banyak masakan Indonesia yang terpengaruh oleh budaya Tiongkok, India, atau Eropa, namun tetap memiliki cita rasa khas Indonesia. Contohnya adalah martabak, nasi goreng, atau sate yang memiliki variasi dari pengaruh luar.
      • Musik: Munculnya musik pop Indonesia yang menggabungkan unsur musik tradisional daerah dengan genre musik modern dari Barat.
See also  Contoh soal ips kelas 4 semester 2 ktsp

Jawaban Lengkap untuk Soal 1:

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu atau kelompok yang didasarkan pada kesepakatan, norma, dan nilai yang berlaku dalam masyarakat, di mana terjadi aksi dan reaksi antar pihak yang terlibat.

Dua bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif beserta contohnya adalah:

  1. Kerja Sama (Cooperation):

    • Definisi: Usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
    • Contoh: Sekelompok siswa bekerja sama dalam tim untuk membuat mading (majalah dinding) di sekolah, di mana setiap anggota memiliki tugasnya masing-masing seperti mencari informasi, mendesain, dan menulis.
  2. Akomodasi (Accommodation):

    • Definisi: Proses penyesuaian diri individu atau kelompok dalam menghadapi pertentangan untuk meredakan atau menyelesaikan ketegangan.
    • Contoh: Dalam sebuah tim sepak bola, pemain yang memiliki gaya bermain berbeda (misalnya ada yang agresif dan ada yang lebih bertahan) harus saling menyesuaikan diri dan berkompromi dalam strategi permainan agar tim dapat bermain harmonis dan mencapai kemenangan.

>

Contoh Soal 2: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Soal:
Sebutkan dan jelaskan secara singkat tiga faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya interaksi sosial!

Pembahasan Soal:

Interaksi sosial tidak terjadi begitu saja. Ada berbagai faktor yang mendorong atau menghambat terjadinya hubungan antarindividu atau kelompok. Memahami faktor-faktor ini membantu kita menganalisis mengapa interaksi tertentu terjadi dan bagaimana dampaknya.

Berikut adalah tiga faktor utama yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial:

  1. Imitasi (Imitation):

    • Penjelasan: Imitasi adalah proses meniru atau mencontoh tindakan, sikap, atau penampilan orang lain. Manusia, terutama anak-anak, cenderung meniru apa yang mereka lihat dari orang-orang di sekitarnya, baik itu orang tua, teman, maupun tokoh idola. Imitasi menjadi dasar bagi banyak bentuk interaksi sosial, seperti belajar bahasa, mengikuti tren mode, atau mengadopsi kebiasaan.
    • Contoh: Seorang anak belajar berbicara dengan meniru ucapan orang tuanya. Seorang remaja mengadopsi gaya berpakaian idolanya.
  2. Sugesti (Suggestion):

    • Penjelasan: Sugesti adalah pengaruh yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain sehingga orang tersebut mengikuti pandangannya tanpa berpikir kritis. Sugesti bisa datang dari figur yang memiliki wibawa, iklan, propaganda, atau bahkan dari kelompok sebaya. Sugesti dapat mendorong individu untuk bertindak atau berpikir sesuai dengan apa yang disarankan.
    • Contoh: Seorang pemimpin agama memberikan wejangan kepada jamaahnya, dan jamaah mengikuti nasihat tersebut karena percaya pada pemimpinnya. Sebuah iklan produk menampilkan testimonial dari artis terkenal, membuat penonton tertarik untuk membeli produk tersebut.
  3. Identifikasi (Identification):

    • Penjelasan: Identifikasi adalah keinginan seseorang untuk menjadi sama atau menyerupai orang lain yang dikaguminya. Ini lebih dari sekadar meniru; ini adalah dorongan internal untuk memiliki kualitas atau karakteristik dari orang yang diidentifikasi. Identifikasi sering terjadi pada masa remaja ketika seseorang mencari jati diri dan mencontoh tokoh yang dianggap ideal.
    • Contoh: Seorang penggemar berat pemain sepak bola terkenal mungkin berusaha meniru gaya bermain, semangat juang, dan bahkan cara berbicara idolanya. Seorang siswa yang mengagumi gurunya mungkin berusaha memiliki kebiasaan belajar yang sama seperti gurunya.

Faktor-faktor lain yang juga penting dalam interaksi sosial meliputi:

  • Simpati (Sympathy): Perasaan tertarik pada orang lain yang timbul karena merasa iba, senang, atau kagum.
  • Empati (Empathy): Kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, seolah-olah berada di posisi mereka.
See also  Contoh soal ips kelas 5 tema 7 semester 2

Jawaban Lengkap untuk Soal 2:

Tiga faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya interaksi sosial adalah:

  1. Imitasi: Proses meniru atau mencontoh perilaku, sikap, atau penampilan orang lain. Contohnya adalah anak yang meniru cara orang tuanya berbicara.
  2. Sugesti: Pengaruh yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain sehingga orang tersebut mengikuti pandangannya tanpa berpikir kritis. Contohnya adalah iklan yang membuat konsumen tertarik membeli suatu produk.
  3. Identifikasi: Keinginan seseorang untuk menjadi sama atau menyerupai orang lain yang dikaguminya. Contohnya adalah seorang penggemar yang berusaha meniru gaya hidup idolanya.

>

Contoh Soal 3: Interaksi Sosial Disosiatif

Soal:
Jelaskan pengertian interaksi sosial disosiatif! Sebutkan dan berikan contoh dari satu bentuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif!

Pembahasan Soal:

Setelah membahas interaksi asosiatif yang mengarah pada persatuan, kini kita akan membahas interaksi disosiatif yang berlawanan.

Bagian 1: Pengertian Interaksi Sosial Disosiatif
Interaksi sosial disosiatif adalah proses yang mengarah pada perpecahan, perselisihan, atau konflik antara individu atau kelompok. Bentuk-bentuk interaksi ini seringkali menimbulkan ketegangan, permusuhan, dan ketidaksetaraan. Meskipun bersifat negatif, interaksi disosiatif juga merupakan bagian dari dinamika sosial yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan bermasyarakat.

Bagian 2: Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif
Beberapa bentuk interaksi disosiatif yang umum dibahas adalah:

  1. Persaingan (Competition):

    • Definisi: Persaingan adalah usaha untuk mendapatkan sesuatu yang terbatas jumlahnya atau untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara mengalahkan pihak lain. Persaingan bisa bersifat positif jika dilakukan dalam batas norma dan aturan, namun bisa menjadi negatif jika disertai kecurangan atau permusuhan.
    • Contoh:
      • Persaingan dalam Akademik: Siswa berlomba-lomba mendapatkan nilai terbaik di kelas atau memenangkan olimpiade sains.
      • Persaingan Bisnis: Perusahaan bersaing untuk merebut pangsa pasar dengan menawarkan produk dan layanan yang lebih baik.
      • Persaingan dalam Pemilihan Umum: Para kandidat berebut suara pemilih untuk memenangkan kursi legislatif atau eksekutif.
  2. Konflik (Conflict):

    • Definisi: Konflik adalah proses di mana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang lawan, disertai ancaman dan kekerasan. Konflik merupakan bentuk interaksi disosiatif yang paling tajam dan berpotensi merusak.
    • Contoh:
      • Perkelahian Antar Pelajar: Dua kelompok pelajar dari sekolah yang berbeda terlibat perkelahian fisik karena perselisihan.
      • Sengketa Tanah: Dua keluarga saling berselisih dan bertikai mengenai kepemilikan sebidang tanah.
      • Perang Antar Negara: Negara-negara terlibat dalam peperangan untuk memperebutkan wilayah atau sumber daya.
  3. Kontraversi (Controversy):

    • Definisi: Kontraversi adalah tingkat perselisihan yang masih berada di bawah konflik. Dalam kontraversi, terjadi pertentangan yang belum sampai pada bentuk kekerasan fisik, namun sudah ada ketidaksepakatan yang tajam dan saling menyanggah.
    • Contoh:
      • Perdebatan Politik: Para politisi saling berdebat dan mengkritik kebijakan lawan dalam forum publik.
      • Diskusi Ilmiah yang Panas: Para ilmuwan memiliki pandangan yang berbeda mengenai suatu teori dan saling membantah argumen masing-masing.

Jawaban Lengkap untuk Soal 3:

Interaksi sosial disosiatif adalah proses yang mengarah pada perpecahan, perselisihan, atau konflik antara individu atau kelompok.

Salah satu bentuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif adalah Konflik.

  • Definisi Konflik: Proses di mana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang lawan, disertai ancaman dan kekerasan.
  • Contoh Konflik: Dua kelompok geng motor terlibat tawuran karena dendam lama, mengakibatkan adanya kekerasan fisik dan perusakan barang.

>

Contoh Soal 4: Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Identitas Diri

Soal:
Bagaimana interaksi sosial dapat mempengaruhi pembentukan identitas diri seseorang? Berikan contoh konkret!

Pembahasan Soal:

Identitas diri adalah gambaran atau pemahaman seseorang tentang siapa dirinya, termasuk nilai-nilai, keyakinan, dan cara berperilaku. Identitas diri tidak terbentuk secara instan, melainkan melalui proses panjang yang sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial.

Interaksi sosial berperan dalam pembentukan identitas diri melalui beberapa cara:

  1. Melalui Cermin Diri (Looking-Glass Self): Konsep ini dikemukakan oleh Charles Horton Cooley, yang menyatakan bahwa kita membentuk pemahaman tentang diri kita sendiri berdasarkan bagaimana kita membayangkan orang lain memandang kita. Kita melihat diri kita melalui "kacamata" orang lain.

    • Prosesnya:
      • Kita membayangkan bagaimana penampilan kita di mata orang lain.
      • Kita membayangkan penilaian orang lain terhadap penampilan kita tersebut.
      • Kita mengembangkan perasaan diri (misalnya bangga atau malu) sebagai respons terhadap penilaian yang kita bayangkan tersebut.
  2. Melalui Peran Sosial (Social Roles): Sejak lahir, kita memainkan berbagai peran sosial (anak, siswa, teman, anggota keluarga, dll.). Melalui peran-peran ini, kita belajar tentang ekspektasi, tanggung jawab, dan cara berperilaku yang sesuai. Interaksi dalam setiap peran membantu kita mengembangkan pemahaman tentang kemampuan, batasan, dan nilai-nilai yang terkait dengan peran tersebut, yang kemudian berkontribusi pada identitas diri.

  3. Melalui Proses Sosialisasi: Sosialisasi adalah proses pembelajaran nilai, norma, kepercayaan, dan perilaku yang dibutuhkan agar seseorang dapat berfungsi dalam masyarakat. Interaksi dengan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media massa adalah agen-agen sosialisasi yang secara terus-menerus membentuk pemahaman kita tentang dunia dan diri kita sendiri di dalamnya.

  4. Melalui Perbandingan Sosial (Social Comparison): Kita sering membandingkan diri kita dengan orang lain untuk mengevaluasi kemampuan, keyakinan, dan karakteristik kita. Perbandingan ini bisa positif (jika kita merasa unggul) atau negatif (jika kita merasa kurang). Hasil perbandingan ini dapat mempengaruhi rasa percaya diri dan persepsi kita tentang diri sendiri.

See also  Mendalami Bahasa Arab: Kumpulan Contoh Soal dan Pembahasan untuk Kelas X SMA Semester 2

Contoh Konkret:

Seorang anak bernama Budi, sejak kecil selalu dipuji oleh orang tuanya ketika ia berhasil menyelesaikan tugas rumah tangga atau membantu adik-adiknya. Orang tuanya sering berkata, "Budi anak yang rajin dan bertanggung jawab."

  • Imitasi & Sugesti: Budi meniru perilaku rajin dari orang tuanya dan menerima sugesti bahwa menjadi rajin itu baik.
  • Looking-Glass Self: Budi membayangkan bahwa orang tuanya melihatnya sebagai anak yang rajin dan bertanggung jawab, dan ia merasa bangga dengan pandangan tersebut.
  • Peran Sosial: Dalam perannya sebagai kakak, Budi belajar tentang tanggung jawab terhadap adik-adiknya.
  • Sosialisasi: Melalui interaksi dengan keluarganya, Budi mempelajari nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan kerja keras.

Akibatnya, Budi mengembangkan identitas diri sebagai pribadi yang rajin, bertanggung jawab, dan dapat diandalkan. Ia cenderung mengambil inisiatif dalam membantu orang lain dan merasa nyaman dalam peran-peran yang menuntut tanggung jawab.

Sebaliknya, jika seorang anak selalu dikritik atau diabaikan dalam interaksi sosialnya, ia mungkin akan mengembangkan identitas diri yang negatif, merasa tidak berharga, atau cemas.

Jawaban Lengkap untuk Soal 4:

Interaksi sosial sangat krusial dalam pembentukan identitas diri seseorang karena melalui interaksi tersebut, individu belajar tentang:

  • Bagaimana orang lain memandang mereka (konsep "cermin diri"): Seseorang membentuk pemahaman tentang dirinya berdasarkan persepsi yang ia yakini dimiliki orang lain terhadapnya.
  • Peran-peran sosial yang harus dijalankan: Dengan memainkan peran sebagai anak, siswa, teman, dll., seseorang belajar tentang ekspektasi dan tanggung jawab yang membentuk pemahamannya tentang diri.
  • Nilai dan norma masyarakat melalui sosialisasi: Interaksi dengan keluarga, sekolah, dan teman sebaya mengajarkan nilai-nilai yang kemudian diinternalisasi dan menjadi bagian dari identitas diri.
  • Perbandingan diri dengan orang lain: Membandingkan diri dengan orang lain membantu seseorang mengevaluasi kemampuan dan karakteristiknya.

Contoh Konkret: Seorang siswa yang aktif berpartisipasi dalam diskusi kelas, sering mengajukan pertanyaan, dan berani menyampaikan pendapatnya, kemungkinan akan mengembangkan identitas diri sebagai pribadi yang percaya diri, cerdas, dan kritis. Ia merasa dihargai oleh guru dan teman-temannya ketika pendapatnya didengarkan dan ditanggapi, yang memperkuat keyakinannya pada kemampuan intelektualnya.

>

Kesimpulan

Bab 2 IPS Kelas 7 memberikan landasan penting untuk memahami bagaimana kita hidup bersama. Interaksi sosial adalah jembatan yang menghubungkan individu satu sama lain, membentuk kelompok, dan pada akhirnya membangun masyarakat. Dengan memahami definisi, bentuk-bentuk interaksi (baik asosiatif maupun disosiatif), serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, kita dapat menjadi individu yang lebih peka terhadap dinamika sosial di sekitar kita. Selain itu, kita juga menyadari betapa besar peran interaksi sosial dalam membentuk siapa diri kita.

Teruslah berlatih soal-soal seperti yang telah dibahas, dan jangan ragu untuk mengamati serta menganalisis interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari Anda. Pemahaman yang mendalam akan materi ini akan sangat membantu Anda dalam memahami berbagai fenomena sosial di masyarakat.

>

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post